Perkembangan TV Berbayar dan Implikasi Kepemilikan Asing di Indonesia: Studi Kasus Astro TV
(The Development of Pay TV in Indonesia and the Implications of the Foreign Ownership: the Case of Astro TV)
Oleh: B. S. Wijaya
DOI: 10.13140/2.1.1258.1929
Abstract: The presence of Astro TV throughout 2006-2008 had contributed significantly to the development of Pay TV in Indonesia, which had previously only be ‘complementary’ of the television industry, or in other words less popular than TV Terrestrial. The ‘brave’ gait of Astro TV, for example by lending decoder that later proved to be able to pick up a lot of customer interest, holds the exclusive rights to broadcast Premier League and creatively produces their own innovative local programs that carries Indonesian values, making Astro TV not only different and successfully penetrates the market rapidly, but also makes Pay TV increasingly popular among the people of Indonesia. Concerns about the implications of foreign ownership which can erode the national values, was apparently not proven. Astro TV as Pay TV that is ‘away from Rating rezime’ of terrestrial TV, it can freely produce local programs that promote national values through Astro Awani. In contrast, the purely local Pay TVs were rarely producing in-house programs with local Indonesian values. Thus, foreign ownership on Astro TV actually didn’t have a negative impact in the context of nationalism, dismissed the logic of foreign ownership that only brings the ideology and foreign interests.
Keywords: Pay TV, Foreign Ownership, Media Economics
Abstrak: Kehadiran Astro TV sepanjang 2006-2008 telah memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap perkembangan TV Berbayar di Indonesia yang sebelumnya hanya menjadi ‘pelengkap’ dunia pertelevisian Tanah Air, atau dengan kata lain kalah populer dibandingkan TV Terestrial. Kiprah Astro TV yang cukup ‘berani’, misalnya dengan meminjamkan decoder yang kemudian terbukti mampu menggaet minat banyak pelanggan, memegang hak eksklusif penyiaran Liga Inggris dan secara kreatif memproduksi sendiri program-program lokal inovatif yang mengusung nilai-nilai kebangsaan, membuat Astro TV tidak hanya tampil beda dan berhasil menetrasi pasar secara pesat, tetapi juga membuat TV Berbayar semakin populer di kalangan masyarakat Indonesia. Kekuatiran akan implikasi kepemilikan asing yang dapat menggerus nilai-nilai kebangsaan, rupanya tidak terbukti. Astro TV sebagai TV Berbayar yang ‘bebas rating’ justru leluasa memproduksi program lokal yang mengedepankan nilai-nilai kebangsaan melalui program Astro Awani-nya. Sebaliknya, TV Berbayar yang murni lokal justru jarang memproduksi secara in-house program-program bernilai kebangsaan. Dengan demikian, kepemilikan asing pada Astro TV justru memberi dampak positif dalam konteks kebangsaan, menepis logika kepemilikan asing yang membawa kepentingan dan ideologi asing.
Kata kunci: TV Berbayar, Kepemilikan Asing, Ekonomi Media
DOI: 10.13140/2.1.1258.1929
See full-text paper here: The Development of Pay TV in Indonesia
khaerudin imawan
kalo tv asing saja bisa memberikan muatan-muatan lokal, yang disiarkan bagi pemirsa, apalagi nasional ataupun televisi lokal???, sayangnya, ditengah perkembangannya televisi lokal dan nasional saat ini seakan dikte oleh rencana diberlakukannya televisi dengan sistem stasiun berjaringan dan perubahan dari analog ke digital… satu sisi televisi swasta lokal kini menderita, akibat kue iklan nasional dan daerah kebanyakan dicaplok oleh tv swasta nasional… akankah perkembangan tv lokal di daerah-daerah memiliki peluang??????????
jika ada tulisan2 soal televisi lokal dan sistem stasiun berjaringan, mohon kiranya diforward ke imel saya. trimakasih.
LikeLike
Pingback: Pertekom » Blog Archive » UPH_HA_TUGAS 5 (2)_C