Branderpreneurship: Kewirausahaan Berbasis Pengembangan Merek
B. S. Wijaya
DOI: http://dx.doi.org/10.36782/jemi.v2i4.1943
Abstract—This article discusses a strategic concept for entrepreneurs so that their businesses can grow faster by synergizing the entrepreneurial spirit and the branding mindset. Indeed, many entrepreneurs still consider brand development or branding as a ‘luxurious strategy’ that is wasting money. However, by using the concepts and strategies that are smarter and focused, branding activities can be executed more effectively and efficiently to produce the optimum effect on business performance. Branderpreneurship concept refers to the stages as set out in the ‘circle of values development’: starting from Identifying values, Creating values, Delivering values, Communicating values, Maintaining values, Evaluating values to Updating values. Branderpreneurship concept is beneficial for novice entrepreneurs or SMEs that are developing their business so that the business brand more quickly recognized by the public, grows strategically, which would have an impact on increasing business profits. Branderpreneurship Framing Analysis (BFA)method can be used to asses the strategic performance of an entrepreneurial brand.
Keywords— branderpreneurship, values development, brand, hierarchy of branding, entrepreneurship, enterpreneur.
Abstrak—Artikel ini membahas sebuah konsep strategis bagi wirausahawan agar bisnis mereka dapat tumbuh lebih cepat, dengan menyinergikan semangat kewirausahaan dan pola pikir pemerekan atau branding. Masih banyak pengusaha menganggap pemerekan sebagai ‘strategi mewah’ yang membuang-buang uang. Padahal, dengan konsep dan strategi yang cerdas dan fokus, maka kegiatan pemerekan dapat dieksekusi lebih efektif dan efisien sehingga menghasilkan efek optimal bagi kinerja bisnis. Konsep Branderpreneurship mengacu pada tahapan yang ada dalam ‘the circle of values development‘: mulai dari Identifying values, Creating values, Delivering values, Communicating values, Maintaining values, Evaluating values hingga Updating values. Konsep Branderpreneurship sangat berguna bagi wirausaha atau UKM yang sedang mengembangkan bisnis mereka sehingga merek bisnis dapat tumbuh strategis, yang pada akhirnya berdampak pada peningkatan laba bisnis. Metode Branderpreneurship Framing Analysis (BFA) dapat digunakan untuk mengukur performa strategis sebuah merek wirausaha.
Kata kunci— branderpreneurship, pengembangan nilai, merek, hirarki pemerekan, kewirausahaan, wirausahawan.
Full-text access: Branderpreneurship
Cite this article as:
Wijaya, B. S. (2019). “Branderpreneurship: Kewirausahaan Berbasis Pengembangan Merek”. Journal of Entrepreneurship, Management and Industry, Vol. 2 No. 4, pp.205-212. DOI: http://dx.doi.org/10.36782/jemi.v2i4.1943
Relasi Konsumen dan Merek dalam Dimensi Simbolik, Sosial dan Politik
Oleh: B. S. Wijaya
Abstrak: Oleh Baudrillard (1996), ‘merek’ (‘brand‘) disebut memberi kontribusi bagi masa depan bahasa konsumsi. Kita pun dapat melihat dewasa ini merek menjadi wacana yang mengintrusi hampir segenap sisi kehidupan masyarakat pascamoderen, dan dibahasakan dalam konteks konsumsi secara luas. Hal ini berimplikasi pada konstruksi relasi konsumen dan merek yang bergerak dalam berbagai dimensi pemaknaan yang tidak tunggal. Makalah ini mengkaji secara konseptual bagaimana konstelasi makna relasi konsumen dan merek dalam dimensi simbolik, sosial dan politis. Continue reading
Brand Activation dan Komunikasi Berasa*
Oleh: B. S. Wijaya**
Mengapa sebuah brand perlu diaktivasi? Apanya yang diaktivasi? Apa sebenarnya makna dari aktivasi itu? Kita dapat menelusurinya melalui perubahan paradigma dari rezim komunikasi linier ke komunikasi sebagai budaya (communication as culture) yang menekankan pada kebermaknaan dan keberagaman resepsi pesan. Selama bertahun-tahun, kita ‘dijajah’ oleh asumsi teori jarum suntik yang menganggap pesan yang kita sampaikan melalui media massa akan diterima sama oleh khalayak konsumen. Artinya, media memiliki pengaruh besar dalam membentuk persepsi massa. Maka iklan pun menjadi senjata andalan, karena dianggap paling efektif dalam menyuntikkan pesan-pesan produk ke syaraf preferensi konsumen.
The ‘Realness’ Discourse of a Political Leader: A Komunikasi Berasa Perspective
by B. S. Wijaya
DOI: 10.18196/jgp.2016.0031/310-340
Abstract: This article examines the communication style of the former Governor of Jakarta and presidential candidate during the 2014 Indonesian election, Joko Widodo (known as Jokowi), both as a discourse and communication model that affects trustworthiness and meaningfulness of the audiences toward the conveyed messages.This communication model is called Komunikasi Berasa [‘sensed-communication’ or ‘experientially-meaningful communication’], which synergises the delivery and verification of a message through audiences’ experience towards the meaning of the Continue reading
PERINGATAN (WARNING)
Berhubung beberapa kali saya temukan artikel di blog-blog dan media lain yang mengutip bahkan meng-copy paste artikel-artikel saya yang ada di blog ini, mohon dengan sangat agar JUJUR dan BERTANGGUNGJAWAB dengan mencantumkan nama penulis artikel, judul dan nama jurnal/ buku/ webblog ini sebagai sumber referensi, pada daftar pustaka Anda atau di endnote/daftar kutipan sebagaimana layaknya standar penulisan ilmiah (akademik). Jika Anda menerbitkannya dalam blog, maka tuliskan dengan jelas sumbernya, tautan blog ini http://www.komunikasiana.com atau langsung ke nama penulis, judul dan jurnal yang tercantum pada artikelnya.
Tindakan mengutip apalagi meng-copy paste tanpa mencantumkan sumber rujukan sangat DIHARAMKAN dalam dunia ilmiah dan termasuk salah satu bentuk KORUPSI KOMUNIKASI.
Terimakasih atas pengertian dan kerjasama Anda.
Selamat berkarya!
(Since I often found articles on several blogs and other media are quoting even copy-pasting my articles from this blog, therefore I implore you to be HONEST and RESPONSIBLE by mentioning the author’s name of article, title and name of the journal / book/ this webblog as a reference source, in your bibliography or endnotes / citations list as appropriate standards of scientific writing (academic). If you publish it in a blog, then write down clearly the source, this blog link http://www.komunikasiana.com –or directly quoting the author’s name, title and journal name of the article.
Action of citing especially of copy-pasting without including the reference source is extremely FORBIDDEN in the scientific and professional world, and is one form of CORRUPTION OF COMMUNICATION.
Thank you for your understanding and cooperation. )